Tok….tok….tok….Hai para pengelola negeri, ijinkanlah kami rakyatmu mengetuk pintu hati nuranimu. Mohon dibukakan barang sedikit agar kalian melihat kenyataan hidup yang dialami rakyatmu ini. Kini kami menjerit karena harga-harga pangan melejit. Kami harus berencana lebih teliti sebelum membeli daging sapi atau daging ayam atau bahkan sekedar telor ayam karena harganya melambung. Di beberapa tempat, kenaikan hingga dua kali lipat mungkin kalian anggap biasa. Tapi bagi kami, bagaimana bisa meningkatkan gizi anak-anak kami?
Seperti biasa, setiap menjelang lebaran harga naik seolah tanpa kontrol. Kejadian yang merupakan suatu keniscayaan di setiap menjelang Hari Raya Idul Fitri. Hukum pasarkah yang berlaku? Dimanakah peranmu, hai, para pengelola negeri? Mengapa kalian bergeming saja melihat kejadian yang selalu berulang itu? Bukankah kalian berkuasa, bahkan berkewajiban, melindungi kami rakyatmu dari hisapan pasar yang bersifat rakus? Apakah kalian terlalu sibuk memikirkan partai, kelompok, kepentingan kalian sendiri sehingga lupa akan amanah yang kami berikan padamu untuk mengelola negeri ini berikut kehidupan kami? Lebih memilih membereskan kekacauan di dalam kelompok kalian sendiri dibanding keresahan yang dialami rakyatmu?
Kamipun tidak habis pikir, negeri yang dianugerahi Sang Pencipta dengan bentangan pantai terpanjang ini harus impor garam? Kamipun bingung, dengan lahan yang sedemikian luas mengapa kelapa, teh, kopi dan
... baca selengkapnya di Essay untuk Pejabat Trias Politika Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1